Avatar 2: The Way of Water (Sebuah Resensi Film)

Profil Film 

Judul             : Avatar 2: The Way of Water 

Sutradara     : James Cameron

Cast             : Zoe Saldana, Sam Worthington, Kate Winslet, Stephen Lang, Sigourney Weaver, dll

Epilogue

Tahun 2009, saya tidak menonton Avatar di bioskop. Seingat saya, waktu itu ada teman saya yang membagikan film bajakan di laptopnya dan dari situlah saya menonton Avatar. Mungkin karena saya tidak menonton di bioskop, saya merasa tidak ada yang terlalu spesial dengan film ini. Waktu itu saya hanya berpikir ini adalah sebuah film sci-fi dengan karakter aliens berkulit biru di Planet Pandora. Namun, terlepas dari kesan biasa saya pada film Avatar 2009, ada satu hal yang ternyata tampak membekas dalam ingatan saya; flora berkilau di hutan yang tampak aneh. Entah kenapa, bentuk tumbuban ini begitu membekas dalam ingatan saya sampai-sampai saya menggambar bentuk-bentuk aneh dalam buku saya. Bentuk ini yang teman saya waktu itu sebut sebagai 'vignet'. 

Baik, 

13 tahun berlalu sejak Avatar pertama dirilis. Meski saya tidak berkontribusi memberikan uang kepada film ini, Avatar menjadi karya kesekian James Cameron yang masuk daftar film terlaris sepanjang masa. Film ini dianggap sebagai karya revolusioner dan visoner James karena Avatar murni datang dari imajinasi si penulis sekaligus sutradara gaek Hollywood ini. Berbicara tentang James Cameron, dari dulu saya sebenarnya mengagumi orang ini dan secara tak sadar menikmati karya-karyanya. Karya pertama James yang saya tonton adalah Terminator 2 ketika saya kecil. Kebetulan waktu itu, tetangga saya di kampung punya televisi dan mesin pemutar kaset video. Dan hampir setiap minggu, dia memutar film-film barat untuk para tetangganya di kampung. Seingat saya, waktu itu Terminator 2 adalah film yang sangat memorable karena saya begitu ketakutan ketika menontonnya. (maaf juga karena tak banyak pengetahuan di kampung, jadi tidak ada yang namanya sensor tontonan anak-anak kecil #hadeuh). Setelah itu, beberapa tahun kemudian -ketika saya SMP- untuk kali pertama, saya menonton Titanic di RCTI. Saya masih ingat tempat di mana saya nonton film ini. Saya menginap di rumah teman saya hanya demi untuk menonton Titanic. Haha! Mungkin dari dulu, saya menikmati cerita, jadi film menjadi salah satu hal yang menarik bagi saya. Luar biasanya, satu dekade kemudian, saya baru tahu kalau tangan dingin yang menciptakan film Terminator 2 dan Titanic adalah James Cameron. 

source: https://assets.promediateknologi.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2022/12/14/2742933232.jpg


Avatar 2: The way of Water 

Sejak trailer Avatar 2 muncul di You Tube, saya langsung berniat untuk menonton film ini, bukan di layar laprop, melainkan di bioskop. Karena saya tinggal di desa yang jauh dari yang namanya studio XXI atau CGV, saya pun berniat untuk melakukan perjalanan antar kota untuk menonton film ini. Maka, dengan mengajak sepupu lugu saya, saya pergi ke Semarang untuk menonton Avatar 2.

Avatar 2 melanjutkan kisah Neytiri dan Jake Sully yang kini sudah berkeluarga. Mereka memiliki tiga anak kandung (Neteyam, Lo'ak, Tuk) dan dua anak angkat (Kiri dan Spider). Sebagai tambahan informasi Kiri merupakan anak Grace dan Spider adalah anak dari Sky people (manusia langit a.k.a manusia dari Bumi yang tertinggal di Pandora karena tidak bisa ikut kembali ke Bumi waktu itu). kehidupan damai mereka sebagai keluarga tiba-tiba terusik kembali karena Captain Quaritch beserta RDA kembali ke Pandora untuk menjajah (exploit). Yang mereka incar bukan lagi batu 'obtanium', melainkan semacam cairan dari dalam otak Tulkun (paus Pandora).

Demi menyelamatkan keluarga, Jake dan Neytiri terpaksa meninggalkan Omaticaya dan pergi mencari suaka ke suku lain yang dirasa aman. Pilihan jatuh ke suku laut bernama Metkayina. Di sini, keluarga Sully mencoba beradaptasi dari kehidupan hutan mereka ke kehidupan laut serta segala konflik yang ada dan pada akhirnya, mereka harus kembali bertarung untuk menyelamatkan diri dan anak-anak mereka, suku Metkayina dan mahkluk laut dari kejahatan manusia. 

Review 

Setelah film selesai, saya sedikit bertanya, "Sepertinya ada yang kurang dari film ini? Apa ya?" Saya menemukan jawaban dari pertanyaan ini sesaat setelah menonton. Saya merasa ceritanya cukup sederhana. Tentang orang tua yang ingin menjaga keutuhan keluarga dan tentang remaja dengan masalah keremajaan mereka. Ada tema besar yang memang disajikan dalam film ini yakni tentang keluarga dan tentang keserakahan manusia yang mengancam kehidupan biota laut. Namun, karena durasi yang begitu panjang (3 jam 10 menit), sepertinya dibutuhkan konsentrasi yang lumayan oke untuk menikmati cerita. "Kekurangan" ini muncul mungkin karena saya adalah penikmat cerita. Jika sebuah karya fiksi tidak membuat saya tersentuh, maka biasanya saya akan menganggapnya biasa (ini murni soal selera). Meski begitu, bukan berarti Avatar 2 tidak menyentuh saya. Saya menangis ketika mendapati satu adegan di mana Jake dan Neytiri meratapi kehilangan sebagai orang tua. Saya begitu kagum ketika mata saya dilihatkan pada dunia fantasi namun tampak begitu nyata di layar lebar bioskop. Dan saya begitu kaget dan serta deg-degan ketiga adegan perang terjadi antara manusia dan Navi (penduduk Pandora.

Secara visual, Avatar 2 memang layak disajikan dalam durasi 192 menit. Kita akan dimanjakan dengan pengalaman cinematic yang membawa kita ke dunia lain bernama Pandora, yang sungguh luar biasa indahnya. Pandora terlihat begitu nyata. Seolah di luar sana, memang ada exo-planet ini.Apalagi, kehidupan laut yang memang tampak begitu "mind-blowing". James Cameron adalah pecinta laut, jadi memang agak wajar jika poin ini mendapat perhatian lebih dalam penggarapannya. 

Dalam soal karakter, Jake masih memegang peran penting sebagai tokoh utama di Avatar 2 bersama dengan Neytiri, meski tampak terasa jika alur cerita sebenarnya banyak mengikuti kisah anak-anak mereka. Saya merasa bahwa Lo'ak akan menjadi "kuda hitam" yang nanti di Avatar 3, 4 dan 5 memiliki peran penting.  

Rating

Sebenarnya, saya tidak terlalu layak memberikan rating pada film ini secara saya bukanlah orang yang cukup berwawasan dalam menilai sebuah karya film. Namun, produk ini dibuat untuk penonton seperti saya, jadi melalui penilain subjektif, saya akan dengan percaya dirinya mengatakan bahwa dalam segi visual, Avatar adalah film dengan rating 6/5 atau bahkan 10/5. Namun, dalam segi cerita, nilainya sedikit turun jadi 4/5.

Kesimpulan 

Tontonlah Avatar 2, jika Anda ingin mendapatkan pengalaman menonton bioskop yang luar biasa. Ada banyak adegan bertarung, jadi jika Anda ingin membawa anak kecil, saya kira, boleh, tapi mohon didampingi dan dijelaskan. Tidak ada adegan seksual, jadi secara keseluruhan memang cukup aman untuk jadi tontonan keluarga. 

Terima kasih. 

P.s :  1). Avatar 3 dijadwalkan tayang tahun 2024. 2). Setelah menonton Avatar 2, saya kembali menonton Avatar 1, dan tampak sekali perbedaan kualitas CGI. yang ke-2, jauh lebih bagussss. 3). Kalau punya uang lebih dan ingin "masuk" ke Pandora, tontonlah Avatar dalam versi 3D dan IMAX. 

    

Comments

Popular Posts