Buku,Ngantuk dan Solusinya
Banyak orang mengira saya
menyukai kegiatan membaca karena saya kadang menekuni dunia tulis menulis. Sebenarnya
dugaan seperti itu tidak terlalu benar. Saya adalah jenis pembaca angin-anginan
yang kadang bisa ngabisin buku dalam waktu satu hari dan kadang butuh lebih
dari lima tahun untuk membaca satu buku tipis. Di tengah-tengah kegiatan baca
saya biasanya ngantuk dan setelah itu pergi ke pulau kapuk buat bobok.
Gejala yang gak bagus ini
ternyata lumrah terjadi. Banyak orang ingin sekali membaca namun apa daya mata
ngantuk lebih nikmat rasanya. Lantas apa yang harus kita lakukan untuk merubah
kebiasaan buruk ini? Ikut seminar membaca? Boleh. ikut konseling supaya bisa
ngabisin buku? Boleh juga. Atau baca blog saya yang super remeh-temeh ini? Ini juga
boleh banget.
Setelah melakukan
pengamatan abal-abal ternyata ada loh cara supaya kita bisa menghabiskan buku
yang sudah terlanjur kita beli dan menjadi pajangan di rak supaya habis dibaca.
Cara ini sederhana, mudah tapi butuh gerakan badan supaya kantuk menghilang.
Cara yang saya ajukan ini cuman
beberapa tapi penjelasannya memang agak panjang.
A. Baca Buku di Toko Buku
Pernah ngerasa nggak, pas kita ke toko buku itu
semangat membaca kita langsung tinggi dan pengennya semua buku tuh kita baca
sampai abis kemudian kita merasa pintar. Yup…ini merupakan gejala positif yang
dibawa oleh tempat ke kegiatan yang kita lakuin. Biasanya saya betah membaca di
toko buku kemudian saya tertarik untuk membeli buku tapi setelah buku itu
dibeli, sampai rumah ternyata terlantar begitu saja.
Ini karena rumah memang tidak
dikondisikan sebagai tempat membaca apalagi kalau rumah kita tidak dihuni oleh
orang-orang yang suka membaca.Analogi untuk menggambarkan kenapa toko buku bisa
menjadi tempat asik buat baca saya ambil dari kasus anak didik saya yang tidak
mau berbicara bahasa inggris di rumah tapi kalau di tempat les cas cis cus
ngomongnya. Ini karena manusia biasanya punya kemampuan istimewa mengkondisikan
dirinya menyesuaikan di mana dia berada. Sehebat itu loh kemampuan adaptasi
mahluk manusia ini.
Toko buku merupakan tempat yang sangat ideal untuk membuat
mood kita membaca tinggi. Dengan dikelilingi oleh begitu banyak buku, kita
merasa termotivasi untuk membaca karena kondisinya memang membuat untuk orang
menyukai buku dan membacanya. Jadi nanti kalau kita ke toko buku, gunakanlah
waktu untuk membaca sebaik mungkin.
Kalau saya boleh ngomong tentang sayangnya..ya
sayangnya…kebanyakan toko buku yang pernah saya datangi tidak menyediakan
tempat untuk membaca. Setahu saya hanya Toga Mas yang menyediakan kursi-kursi
supaya pembeli bisa membaca buku sebelum dibeli. Untuk Gramedia dan Gunung
Agung, sepertinya belum ada.
B. Baca Buku Di Perpustakaan
Adalah hal yang sangat lumrah kalau perpustakaan
menjadi tempat yang mampu meningkatkan minat baca buku kita. Kondisinya hampir sama
dengan toko buku- yakni ada banyak buku- namun yang ngebedain hanyalah
..perpustakaan tidak menjual buku tetapi meminjamkan buku.
Dengan sering datang keperpustakaan kemungkinan minat
baca kita akan meningkat. Karena apa? Ya karena
perpus dibuat supaya orang mau membaca. Jadi mendatangi perpustakaan tentu
sangat manjur untuk membuat kita jadi lebih ngebut baca dan menghabiskan
buku-buku yang sudah banyak kita beli.
Sekarang ini sudah banyak perpus
keren baik itu yang dikelola pemerintah atau swasta. Perpus yang terkenal
dengan reputasinya yang kuno pun kini sudah banyak yang berubah menjadi lebih
modern- biasanya dilengkapi dengan wifi.
Bagi yang punya uang lebih untuk
membuat satu pojokan di rumahnya menjadi sebuah perpus itu bagus sekali. Apalagi
kalau ada diskusi-diskusi klub buku yang bisa membuat perpustakaan lebih hidup
sebagai wadah manusia bertukar intelegensia.
C. Beli atau baca buku yang disuka
Kalau soal buku non-fiksi, saya menyukai
sejarah Islam, maka buku-buku yang biasanya berbau tema-tema ini akan cepat
habis dilahap dibandingkan dengan buku-buku management bisnis atau yang
lainnya. Untuk fiksi, saya menyukai novel romance maka biasanya buku model
seperti ini akan cepat selesai dibandingkan dengan novel detektif.
Cerita saya ini bisa menjadi contoh
bahwa kalau kita ingin menyelesaikan membaca satu buku maka biasanya tergantung
dari jenis buku yang kita baca. Kalau kita menyukai komik terus kita membaca
buku filsafat maka endingnya buku-buku itu tidak akan pernah terbaca atau
mungkin tersentuh.
Soal suka ini juga bisa jadi
masalah? Lah kalau saya suka komik apa saya harus tetep konsisten baca komik? Kalau
kaya gitu kapan pinternya? Nah..untuk menjawab soal macam ini maka dua solusi
di atas bisa menjadi jalan keluarnya.
Bagi yang pengen jadi lebih rajin
baca buku mungkin tiga cara yang sudah ditulis ini bisa dicoba.Menurut pendapat pribadiku saja sih ini, rumah, taman, mall, apalagi cafe bukanlah tempat ideal untuk baca buku. Kenapa? ya karena mereka tidak dibuat untuk tujuan membaca, kalau nyambi baca mungkin bisa.
Selamat membaca!
Comments
Post a Comment