Aladdin
A Whole New World
Lama rasanya saya tidak menulis sebuah review dan juga mengisi blog. Entahlah, kesibukan saya beberapa bulan terakhir ini membuat saya jadi seorang pemalas dalam menulis. Banyak proyek yang mager tak tersentuh di laptop. Siang ini dengan mengumpulkan kekuatan untuk menebas si malas, saya memutuskan untuk mengetik lagi. Hari minggu tanggal 16 Juni kemarin saya menghabiskan waktu sendiri ke luar kamar kos untuk menonton film. Setelah browsing mencari bioskop mana yang masih menayangkan Aladdin, akhirnya saya memutuskan pergi ke CGV BG Junction. Seperti kisah hidup yang tidak bisa diduga, kedatangan saya ke CGV BG Junction pun sedikit penuh dengan keterkejutan yang membuat saya berpikir bahwa Life is full of Surprise (Ya sama seperti terkejutnya saya mendapati Hanbin tidak lagi bersama iKON #curhat dalam kurun waktu 4 jam di tanggal 12 Juni).
Bg Junction bukanlah mall yang jauh dari Gubeng. Jadi dalam waktu sekitar 15 menit 20 menit dengan naik Grab Bike saya sudah sampai di lokasi. Rencananya saya akan langsung naik ke lantai paling atas di mana CGV berada beli tiket kemudian turun lagi untuk cari makan. Eladalah...! Bg Junction ternyata penuh sesak oleh manusia. Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi tapi banyak sekali orang berjubel di beberapa lantai hingga menyebabkan saya harus naik turun lift beberapa kali. Ada undian berhadiah, sepertinya dari toko elektronik Hartono yang hadiahnya sangat fantastis. Jadi para manusia yang berjubel ini adalah pengejar harapan untuk mendapatkan hadiah. Sebagai info saja, hadiah utama adalah mobil Ertiga. Cukup dengan cerita undian berhadiah Hartono. Saya akan melanjutkan cerita tentang perjalanan saya menuju CGV.
Setelah berkutat selama hampir satu jam untuk mencari cara ke CGV akhirya saya tiba dan langsung membeli tiket. Setelah makan di sebuah kios warung yang makanannya tidak dibuat dengan sepenuh hati karena rasanya gak begitu enak, sholat dan ngecek berita Hanbin iKON, saya akhirnya masuk bioskop. Tak banyak orang yang menyaksikan film ini karena ya itu filmnya sendiri sudah masuk jadwal tayang bulan kemarin (kalo gak salah) jadi saya duduk di kursi nomor C11 dan bersiap untuk menikmati Aladdin The Movie.
Hmmmmm.....secara mengejutkan saya tidak ngantuk atau tidur ketika menonton film ini. Karena sejak peristiwa Beauty and The Besat, biasanya saya menstandarkan film bagus dan tidak itu diukur dari kadar kemelekan mata saya maka bisa dibilang Aladdin adalah film Disney yang bagus. Kenapa bagus? Mari saya jelaskan. (Btw, film ini sebentar lagi sudah tidak ada di bisokop jadi kalau saya ngasih spoilers sepertinya tidak masalah.)
1). Jalan cerita yang nggak ngebosenin
Ini pun juga pendapat yang sangat subjektif. Saya, jujur, tidak pernah tahu secara detil jalan cerita Aladdin dan Putri Jasmine. Yang saya tahu, satunay gembel dan yang lainnya seorang putri. Mereka naik karpet terbang, ada jin, dan nyanyi lagu A Whole New World. Ya hanya itu.
Karena saya belum tahu cerita detil dari Aladdin, saya menjadi fokus memperhatikan cerita. Oh....makes sense..oh..gak alay...oh...bagus..dan..oh...aktor dan aktrisnya juga bagus aktingnya..
Begitulah otak saya bekerja ketika menonton nih film. Singkatnya, Aladdin yang miskin dan papa dan menjadi seorang pencuri bersama monyetnya, Abu, jatuh cinta dengan putri Jasmine yang pintar dan punya keinginan untuk memimpin negeri Agrabah namun tidak kesampaian karena dikunci di istana. Selain itu ada juga konflik perebutan kekuasaan dalam istana. Keinginan Aladdin untuk bersama sang putri bertemu dengan keserakahan seorang penasehat Sultan Agrabah, Jafar yang jahat, menjadi satu dalam lampu jin yang harus Aladdin temukan di dalam gua. (terlihat seperti gua harta karun tetapi bisa dijuag disebut sebagai gua iblis). Aladdin ditangkap oleh Jafar ketika hendak menyelinap ke istana dan akhirnya dijadikan tangkapan untuk selanjutnya dipaksa untuk menjadi korban mencari lampu jin di dalam gua.
Singkat cerita, Jafar tidak mendapatkan lampu jin dan Aladdin menggunakan 3 permintaan pada si Jin untuk salah satunya menjadikannya pangeran. Aladdin serta merta menjadi pangeran dari negeri entah berantah bernama Ababwa, dan berhasil memikat sanga puteri. Hanya, sayang, Jafar mengetahui trik Aladdin dan akhirnya mengungkapkan dan merebut lampu jin. Konflik semakin meninggi, Jafar menjadi rakus dan mengmabil kekuasaan negeri Agrabah dari Sultan.
Seperti yang bisa ditebak, akhirnya dia kalah dan Aladdin lah yang menang. Satu hal terakhir yang dilakukan Aladdin adalah membeskan jin dan menjadikannya manusia seutuhnya.
Okay...sepertinya saya menulis seluruh cerita.
Selain kisah cinta Aladdin, ada beberapa hal lain yang saya suka. Entah karena akting Naomi Scott yang bagus atau bagaimana, saya kok nangis ketika dia memperjuangkan haknya sebagai perempuan yang mampu untuk memimpin sebuah kerajaan tapi ditentang. Lagu Speechless yang dia nyanyikan juga sepertinya sangat dihayati dalam aktingnya. Saya seperti diputar untuk merefleksikan hidup saya sendiri.
Ada juga beberapa pelajaran moral yang bisa diambil seperti Aladdin yang harus memilih antara berbuat bohong atau jujur mengakui identitasnya sebagai dirinya sendiri tanpa embel-embel pengeran di hadapan putri.
2). Lagu, Tarian, Lagu dan Colorful Screen
Film Disney pastinya kurang tanpa lagu. Jadi, singkat kata katakanlah Aladdin ini sebenarnya adalah film musikal. Dari awal sampai akhir banyak lagu yang dinyanyikan oleh pemain. Tentu saja favorit saya adalah A Whole New World dan yang kedua mungkin Speech less.
Kalau boleh saya bercerita sedikit tentang A Whole New World. Sebagai film klasik, Aladdin pertama kali diputar tahun 1992 dalam versi animasi. Jadi lagu A Whole New World yang super populer itu pastinya sudah pernah saya dengar. Hanya saja, perhatian serius saya pada lagu ini baru muncul ketika Kyuhyun –anggota Super Junior- duet dengan Charice Pempengco di acar Star King. Setelah itu, lagu ini mulai terasa menyenangkan dan saya jadi ikut sering menyanyikannya di karaoke dan bahkan berduet dengan orang di Smule. Begitulah.
Speechless yang dinyanyikan Puteri Jasmine sangat bagus secara melodi dan juga lirik. Sangat powerful di mana sebagai seorang perempuan, dia tidak akan diam ditindas. Hal paling magis ketika menonton di bioskop adalah feel yang muncul terasa begitu kuat dibandingkan nonton di laptop ketika sebuah pesan disampaikan oelh karakter di film pada penonton. Maka di bagian inilah saya meneteskan air mata. Charm of watching movie in the cinema.
Aladdin berhak mendapatkan apresiasi bagus saya karena memang filmnya bagus. Sebagai pembanding, saya dulu ngantuk ketika nonton Beauty dan The Beast yang dibintangi Emma Watson. Serasa ada yang kurang greget dari ceritanya.
Ada sebuah harapan yang muncul ketika saya menonton film ini. Jika Disney membuat cerita klasik Aladdin yang notabene bersetting Arab dan Mulan yang bersetting di China, apakah suatu saat ada kemungkinan mereka akan mengangkat cerita tentang rama dan Sinta (mungkin) ? karena dengan visualisasi yang bagus di layar semuanya terasa lebih hidup meski itu hanya dongeng. CGI, akting dari para pemain, kostum dan lain-lain sangat membuat cerita menjadi lebih hidup.
Semoga!
Btw, kapan Mulan bakal naik bioskop? Aku juga pengen nonton.
Comments
Post a Comment