Black Panther (Movie Review)

 Ketika Yang Hitam Jadi Superhero 
source : https://www.kitag.com/en/movies/black-panther/



Awalnya pengen nonton film remeja yang lagi booming (Dilan 1990), tetapi karena kursi bioskopnya sudah penuh maka beralihlah saya ke film superhero terbaru punya Marvel, Black Panther. Sebenarnya saya sudah agak jenuh nonton film superhero karena plot ceritanya kemungkinan sama, si baik melawan si jahat dan bla..bla..bla....Karena sudah terlanjur di gedung bioskop maka Black Panther sepertinya ditakdirkan untuk ditonton oleh saya.

Sama seperti kebanyakan film superhero lainnya, kita akan disuguhi latar belakang si Black Panther. Plot awal agak membingungkan karena saya sama sekali tidak tahu siapa Black Panther itu (pernah sekali teman saya memberitahu bahwa Black Panther sudah muncul di The Avengers, tetapi saya yang tidak ngeh). Alkisah di Afrika, ada sebuah negara maju bernama Wakanda. Kemajuan Wakanda ini tidak terdengar di luar negeri karena negara ini mencoba menjadi secretive dengan kepemilikan logam paling ampuh sedunia bernama Vibranium. Kalau kita inget satu adegan di the Avengers, di mana kepala negara Wakanda ditembak mati maka kisah di Black Panther ini adalah terusan dari adegan itu.

Anak dari kepala negara Wakanda yang bernama T'Challa (alias si Black Panther) kembali ke negara Wakanda yang berbentuk kerajaan setelaha untuk dinobatkan menjadi kepala negara Wakanda. Dalam perjalanan pulang, T'Challa bertemu dengan seorang gadis (kekasih) bernama Nakia yang bergerilya melawan beberapa pemberontak di kedalaman hutan Afrika. Dengan menggunakan pesawat berteknologi tinggi, T'Challa, Nakia   dan Okoye (Jenderal Perempuan Wakanda) meneruskan perjalanan ke Wakanda. Sebelum dinobatkan menjadi Raja, T'Challa harus menjalani prosesi pengangkatan di sungai di depan air terjun di hadapan perwakilan berbagai macam suku yang ada di Wakanda untuk menjalani prosesi tarung. Pada awalnya tidak ada suku yang mau menantang T'Challa tetapi beberapa saat kemudian suku tambang (kalau tidak salah) menantang T'Challa dan seperti sudah bisa diprediksi T'Challa lah yang menang.

Cerita berlanjut ke luar negeri (Inggris) di mana seorang lelaki bernama Erik Killmonger menjarah sebuah benda bersejarah Wakanda dari sebuah museum. Erik mengincar Vibranium Wakanda bersama komplotannya. Komplotan ini memperjual-belikan vibranium di pasar gelap (yang pada akhirnya membawa mereka ke kota Busan, Korea Selatan). Misi pertama T'Challa setelah diangkat menjadi raja adalah mencegah penjualan Vibranium Wakanda dari seluruh dunia (yang akhirnya membawanya bertemu dengan Erik Killmonger di Busan).

Ada dua hal menarik yang saya lihat dari film superhero terbaru Marvel ini. Yang pertama adalah penggunaan cast aktor dan aktres berkulit hitam yang mendominasi semua karakter di film. Bisa dibilang ini adalah film superhero kulit hitam pertama. Sebuah gebrakan karena selama ini karakter superhero selalu diidentifikasikan dengan para jagoan kulit putih. Pada awalnya saya merasa agak sedikit canggung (karena tidak terbiasa) menyaksikan hampir semua pemeran kulit hitam mendominasi seluruh cerita tetapi lama kelamaan semuanya terasa normal. (Ah ini hanya masalah kebiasaan). Karena negara Wakanda berada di Afrika, maka banyak kebudayaan Afrika yang diangkat di sini seperti suku yang memakai perhiasan seperti piring di bibir, suku yang memakai baju rumbai, kain besar. Cara berbicara para pemain juga dibuat berbeda dengan aksen bahasa Inggris Afrika yang sangat kental sekali. Selain itu, ada juga beberapa gerakan badan atau cara berbicara yang dibuat berasa Afrika. Saya tidak tahu apakah gaya bicara, bergerak dan suara-suara yang dilantunkan benar-benar merepresentasikan Afrika atau tidak. Pokoknya cita rasa Afrikanya dapet deh.

Hal menarik kedua adalah pemilihan kota Busan sebagai lokasi penjualan vibranium ilegal. Saya merasa ini terjadi karena pengaruh K-Pop belakangan yang santer di Hollywood. Selain asumsi itu, hampir tidak ada alasan lain. Jadi jangan heran kalau nanti anda akan mendengar beberapa musik K-Pop bertebaran di film ini.

Saya tidak akan mengomentasi akting para pemain, teknologi CGI yang dipakai di film ini karena saya merasa tidak cukup mumpuni untuk memberikan komentar. Yang pasti kita akan disuguhi adegan perang, GCI ledak-ledakan dan keindahan negara Wakanda. Oh iya...banyak warna yang disuguhkan di film ini, khas Afrika yang bikin mata cerah.

Secara keseluruhan, setelah menonton film ini ada harapan-harapan yang muncul pada industri Hollywood yang sudah mengklaim menjadi industri perfilman Internasional. Setelah Coco yang mengangkat budaya Mexico dalam film mainstream Disney, Black Panther juga menjadi sebuah gebrakan mengangkat budaya lain dalam kemainstream-an industri film superhero. Siapa tahu setelah ini akan ada superhero asia yang dijadiin film blockbuster bernilai milayan rupiah. Jika ini terjadi tentu industri Hollywood akan lebih beragam (kita tahu selama ini industri Hollywood dikuasai oleh orang kulit putih). Bukankah semakin beragam, semakin indah?


Comments

Popular Posts