Cek Toko Sebelah (Movie Review)
Kembali lagi dengan review film Indonesia yang lagi on di akhir bulan Desember sampai awal Januari. Demi memuaskan keingintahuan saya tentang bagaimana kelanjutan kiprah Ernest Prakarsa dalam dunia perfilman Indonesia, maka saya putuskan buat nonton film bergenre komedi drama ini dengan judul Cek Toko Sebelah. Film sepanjang kurang lebih 2 jam ini berhasil membuat para penonton di gedung bisokop di mana saya menonton film (baca 21 Cinema Royal Plaza - Surabaya) lumayan gaduh dengan gelak tawa. Saya? hmmm..cukup ikut sesekali mesem dan meringis kemudian sisanya menangis sampai 3 kali. loh? Kok bisa? inilah yang saya akan ceritakan di sini.
taken from : https://filmbor.com/wp-content/uploads/2016/04/Cek-Toko-Sebelah.jpg |
Film ke-2 Ernest ini dibintangi oleh Ernest Prakarsa (masih) sendiri sebagai Erwin, Dion Wiyoko (Yohan), Chew Kin Wah (Kok Afuk/bapak Erwin dan Yohan), Adinia Wirasti (Ayu/istri Yohan), Gisella Anastasia (pacar Erwin/aku lupa namanya) dll (para stand up komedian). Dari daftar pemain sudah kelihatan banget kalau film ini menawarkan komedi, tapi mungkin ini salah satu kelebihan Ernest, menambahkan drama yang lumayan ciamik buat menyampaikan pesan yang lumayan dalem kepada penonton di akhir film.
Seperti pengalaman saya menonton Ngenest yang pada akhir film saya mendapatkan pesan yang bersifat lumayan dalam namun tidak berasa berat karena dibungkus dengan komedi yang menurut saya sangat efektif untuk menyampaikan topik sensitif yang berpotensi memercikkan kontroversi di masyarakat seperti masalah SARA, di film, Cek Toko Sebelah ini pesan itu juga bisa ditangkap dengan baik oleh penonton. Konflik dalam keluarga yang dikemas dalam setting latar belakang keluarga keturunan Tionghoa adalah hal sederhana tapi menyentuh dengan kemampuan 2 aktor utama yang menurut penilaian saya berhasil menyampaikan karakter : yakni Dion Wiyoko -sebagai anak sulung yang kehilangan kepercayaan diri di depan ayahnya karena terlalu banyak melakukan hal 'salah' dan Chew Kin Wah - seorang duda 2 anak yang memiliki toko kelontong. Akting Dion jauh lebih baik dibanding film terakhirnya yang saya tonton di bioskop " Winter in Tokyo." Untuk Pak Chew, karena baru kali ini saya melihatnya berakting jadi saya tidak bisa membuat perbandingan. Pastinya -aktor Malaysia - ini TOP BGT. Berkat keduanya, saya ingat nangis 3 kali menyaksikan adegan yang lumayan menguras air mata.
Nah, bagaimana dengan soal komedinya? itu perkara lain. Bagi orang yang suka menyaksikan stand up komedi, mungkin suguhan suguhan komedi para komika bisa membuat tertawa terbahak karena memang banyak sekali celetukan-celetukan yang mampu mengocok perut penonton. Namun, bagi anda yang suka mengamati cerita ketika nonton film, hal seperti ini justru menganggu. Saya sendiri merasa komedi yang ditampilkan Ernest di sana-sini tidak semuanya nyambung dengan unsur cerita. Dalam aspek ini, saya merasa komedi di film Ngenest justru lebih baik karena komedi menjadi bagian dari cerita, bukan sempalan kameo yang kadang tidak terlalu jelas apa hubungannya dengan plot. Ada beberapa yang menurut saya nyambung, Seperti kehadiran celetukan Asti Welas - yang berperan sebagai atasan Ernest- adalah salah satu contoh komedi yang menjadi bagian dari inti cerita.
Tidak rugi kok nonton film Cek Toko Sebelah secara film ini menyajikan hiburan dan juga sebuah pesan yang bisa kita ambil setelah melangkah keluar dari studio bioskop. Satu note yang mungkin bisa diperhatikan sang Sutradara Ernest Prakarsa : Ehmm.. kayaknya Ernest punya bakat membuat cerita drama menyentuh deh ketimbang akting...gehhehhe..jadi teruskan karir penyutradaraan dan penulisan cerita.
Comments
Post a Comment