Jilbab Traveler :Love Sparks in Korea (Review)

Image result for jilbab traveler love sparks in korea
poster taken from movie.co.id

Yup..tepatnya 2 minggu yang lalu saya berkesempatan untuk datang ke bioskop lagi setelah satu setengah bulan lebih tidak mendengus bau popcorn cinema 21 atau XXI. Film yang kali ini saya tonton adalah film Indonesia yang diadaptasi dari novel karya Mbak Asma Nadia - yang sampai sekarang belum sempat saya tamatkan- berjudul Jilbab Traveller : Love Sparks in Korea. Trailer film ini saya tonton sebelum lebaran dan memang sudah jauh-jauh hari saya niatkan buat nonton. ( atas alasan personal saya memang menyukai film yang diadaptasi dari lembaran-lembaran novel). 

  
Cerita berawal dari kisah si Rania (Bunga Citra Lestari); gadis berkerudung yang memiliki kegemaran berpetualang keliling dunia melihat bumi Allah karena terinspirasi oleh penjelajah islam bernama Ibnu Battutah. Rania memiliki ayah yang sangat suportif dengan hobi ini sedang sang ibu lumayan khawatir dengan anak gadisnya yang seharusnya di rumah dan memulai memikirkan tentang pernikahan dan hal-hal klise lainnya yang pada umumnya sudah dialami oleh gadis sebayanya. 

Ketika Rania pergi ke Baluran,Banyuwangi atas saran ayahnya dia bertemu dengan lelaki Korea muslim bernama Hyeon Geun (Morgan Oey) yang secara tidak sengaja memotretnya ketika sedang mengambil gambar gunung. Kemudian mereka menginap di penginapan yang sama karena Rania ketinggalan angkutan umum untuk pulang. Hyeon Geun ditemani oleh Alvin (Ringgo Agus) selama dia di Indonesia. 
Melihat penampilan Hyeon Geun yang agak sedikit urakan dan kebiasannya minum soju (alkohol Korea) Rania tak begitu tertarik dengan pemuda itu meski si pemuda Korea ini bilang kalau dia menyukai Rania.

Tengah malam, Ilhan (Giring Nidji) - lelaki tetangga Rania- datang menjemput Rania di penginapan mengabarkan kalau ayah Rania meninggal dunia. Syok dengan kabar itu, akhirnya dengan terbur-buru Rania berkemas tanpa pamitan dengan Hyeon geun dan Alvin. Kamera Rania tertinggal dan dari situ Hyeon Geun mengetahui kalau Rania adalah seorang traveler. 

Setelah kematian ayahnya, Rania merasa sangat bersalah karena tidak menamani ayahnya di saat-saat terakhir dan memutuskan untuk berhenti menjadi traveller sampai menolak undangan program kepenulisan dari Korea. Di saat seperti ini, Ilhan -yang sebenarnya menaruh hati ke Rania- mengajaknya untuk bergabung dengan yayasan yang dia bangun untuk membantu ibu-ibu yang kurang berpendidikan untuk membantu sertifikat kelulusan paket A. 

kedekatan antara Rania dan Ilham membuat kakak-kakak Rania , Eron dan (maaf saya lupa salah satunya- mungkin Tia) mencomblangkan Rania untuk memutuskan menerima Ilhan sebagai calon suami. karena belum punya niatan untuk menikah dan memang tidak ada rasa dengan Ilhan, Rania menolak. 
Suatu hari Hyeon Geun ditemani Ilhan mendatangi rania di rumahnya dengan maksud mengembalikan kamera Rania yang ketinggalan di penginan. Sebauh firasat yang membuat Ilhan dan ibu Rania (Dewi Yul) merasa ada yang terjadi antara keduanya. 
Setelah mendapatkan wejangan dari ibunya untuk tetap menjadi traveler, akhirnya Rania memutuskan untuk pergi ke Korea mengikuti program writer residence (semoga saya tidak salah ketik) di mana dia tinggal di rumah penduduk Korea. 

Di Korea cerita antara Rania dan Hyeong Geun berlanjut. Mereka bertemu lagi dan kembali dekat. Rania tidak tahu jika Hyeon Geun sebenarnya memilki seorang teman dekat yang menginkannya menjadi suami bernama Jeong Hwa. Ketika mendapatkan undangan makan malam dari Jeong Hwa , Rania tahu bahwa wanita ini ternyata ingin menikah dengan Hyeon Geun dan seketika dia kecewa. 
Ketika sedang bersedih, Ilhan datang ke Korea dengan niat asal membuat hubungannya dengan Rania menjadi serius. 

Akankah Rania memilih Ilhan yang berkorban banyak hal untuk dirinya untuk menjadi suami? atau Hyeon Geun, pemuda Korea yang berhasil mencuri perhatian Rania dengan segala kekurangannya? 

Secara keseluruhan, cerita Jilbab Traveler: Love Spark in Korea mengikuti alur klise cerita bertema islami yang menonjolkan percintaan gadis berkerudung dengan lelaki "bad boy." Namun, yang agak berbeda adalah setting travelling yang cukup memanjakan mata penonton untuk melihat sisi-sisi keindahan alam yang menjadi bagian penting dari kehidupan si tokoh utama. Korea dijadikan sebagai daya tarik utama dalam film ini entah karena kepopuleran Korea di Indonesia beberapa tahun terakhir atau memang karena ada kerjasama sebelumnya dari pihak Korea dengan Asma Nadia karena ketika saya mendapatkan novel ini yang terbit Oktober 2015, sudah ada penjelasan bahwa novel ini akan difilmkan.

 Apakah setting Korea penting sekali dalam membangun cerita? jawaban saya tidak. bahkan menurut saya banyak kekurangan yang saya lihat dengan penggunaan Morgan oey sebagai orang Korea asli yang tidak fasih berbahasa KOrea. Sebagai peminat Korea, saya memang bisa dengan sedikit jeli melihat keganjilan ini tapi menurut teman saya yang tidak paham bahasa Korea dia tidak begitu memperhatikan mishap ini. Mungkin Koreksi buat perfilman nasional, kalau memakai aktor lokal untuk memerankan orang asing. lebih baik ada persiapan secara matang dulu untuk mendalami karakter seperti cara bersikap, bertingkah laku, berpakaian, atau berbicara. Meski ini adalah hal simpel tapi cukup berperan penting kalau tidak diperhatikan dengan baik. 

 BCl, yang perperan sebagai Rania lumayan baik mendeliver karakter Rania begitu juga dengan Giring yang ternyata punya bakat terpendam dengan seni peran. Aktor-aktor lainnya cukup mengambil porsi yang baik dalam pembangunan cerita. 

 Secara plot, film ini terlalu tergesa-gesa dalam meruntut emotional process khususnya dalam hubungan si aktor utama Rania dan Hyeon Geun. hal yang menurut saya agak ganjil adalah ketika Hyeon Geun bilang saya suka kamu secara tiba-tiba di hari pertama mereka bertemu.Bagi saya yang termasuk penikmat slow motion building emotional process, pernyataan in terlalu cepat. Selain plot cepat ini, product placement yang kita jumpai hampir di banyak scene jujur menganggu sekali. Bayangkan saja anda menonton film , kemudian melihat si pemain membawa satu set lengkap wardah di depan kamera. (hmmm) 

Overall, kalau anda ingin menikmati akhir pekan dengan cerita yang tak terlalu berat lengkap dengan romansa yang sedikit mendayu, film ini cukup recomended untuk ditonton. 



Comments

Popular Posts