Dunkirk (movie review)
Sebelum saya menonton Dunkirk, saya sengaja tidak melihat review film ini dari berbagai blog atau situs review film seperti Rotten Tomatoes atau yg lainnya. Ini saya lakukan supaya saya tidak bias dan terlalu kritis menilai film ini. Namun jiwa penasaran saya membuat jari-jari yang saya miliki tidak tahan untuk mengetik Dunkirk di Google dan akhirnya saya dibawa Google ke beberapa situis yang membahas film ini. Untungnya saya orang Indonesia yang memakai jaringan dalam negeri sehingga timelines teratas untuk Dunkirk adalah beberapa situs berita yang sedang mengulas film ini. Saya membuka CNN Indonesia yang sekilas membahas film berlatang perang dunia 2 ini.
CNN tidak mengulas apakah film ini bagus atau tidak, hanya saja situs berita ini memberikan sudut pandang bahwa si sutradara, Christopher Nolan, tidak memberikan gambaran luas tentang sejarah Dunkirk itu sendiri yang kata si penulis adalah sebuah peristiwa yang cukup penting dalam menentukan alur Perang Dunia ke-2 di Eropa. Jika saja para pasukan sekutu waktu itu tidak bisa di bebaskan mungkin Jerman akan menguasai Eropa dan perang masih akan berlanjut dalam waktu yang lama. Dalam upaya membawa pasukan sekutu (inggris) ke Britania Raya, ada peran Adolf Hitler yang, meskipun punya kesempatan untuk menyerang sekutu tiba-tiba menghentikan serangan. Hal ini memang sama sekali tidak disinggung dalam film Dunkirk ini. Saya tidak akan mengomentari bagaimana bisa Chritopher Nolan tidak membawa Hitler dalam filmnya karena memang mungkin sutradara Interstellar ini hanya ingin fokus kepada apa yang terjadi di Dunkirk, sebuah daerah pantai di Utara Perancis yang menjadi tempat terdesaknya pasukan sekutu (Inggris, Perancis dan Belgia) dari serangan pasukan Jerman.
Dunkirk (judul ini diiambil dari nama tempat) bercerita mengenai peristiwa di Dunkirk (yang sudah saya sebut di atas) dari 3 sudut pandang yakni di darat, dimana sekitar hampir 400 ribu tentara menungu untuk diselamatkan, udara, di mana beberapa pilot tempur Inggris berperang melawan pesawat tempur Jerman yang menyerang kapal perang Inggris dan udara, di mana seorang penduduk sipil berangkat menggunakan perahu motor kecil menuju Dunkirk untuk menjemput para tentara. menarik karena sebuah peristiwa diliat dari 3 sudut pandang yang berbeda, seperti terpisah tetapi ke-3nya sebenarnya saling berkaitan. Di darat pasukan sekutu tedesak di mole (tanggul) menunggu kapal perang Inggris untuk menjemput dalam antrian yang sangat panjang. Ketika mereka sedang menunggu untuk diangkut, beberapa pesawat Jerman menjatuhkan bom dan alhasil mereka harus berjuang menyelamatkan diri mereka.
Salah seorang karakter bernama, Tommy -tentara muda Inggris (diperankan oleh Fionn W)-menggambarkan bagaimana horronya situasi perang ini dengan ekspresi, tindakan dan sikapnya menghadapi situasi tegang di Dunkirk. Dia harus berlari menyelamatkan nyawanya ketika sedang berjalan tenang di Kota Dunkirk, kemudian dilanjutkan dengan aksinya membawa tandu tentara sakit bersama seorang tentara lainnya dengan tujuan supaya bisa masuk kapal (note: Tentara yang terluka lebih didahulukan) namun akhirnya gagal karena kuotanya sudah habis. Dia pun terpaksa keluar dari kapal dan dengan sebuah kode melompat ke bawah bagian tanggul supaya bisa naik kapal dari bawah. Namun naas, ketika kapal akan berangkat, pesawat-pesawat tempur Jerman datang mengebom skapal dan tanggul sehingga. Dentuman bom yang keras terdengar sangat jelas sehingga sebagai penonton kita merasakan bagaimana tegangnya peristiwa ini. Cerita di darat tidak mengikuti alur si Tommy (meski sebagian besar memang menyorot karakter ini) tetapi lebih memperlihatkan bagaimana kacaunya situasi para tentara yang berjuang untuk bertahan di antara ketidak pastian (bom Jerman, cuaca pantai dan supply makanan yang menipis).
Situasi di udara fokus kepada 3 kapal tempur Inggris yang sedang mengejar dan dikejar oleh beberapa pesawat Jerman yang bertugas mengebom kapal perang sekutu. Ketegangan di udara pun berhasil digambarkan oleh Nolan dengan sangat bagus sehingga sebagai penonton kita merasa melihat view pilot. Sementara itu, salah seorang pelaut sipil Inggris menunjukkan patriotisme ala penduduk biasa dengan menyelamatkan beberapa tentara yang terjebak di tengah laut karena kapal karam.
Bisa dibilang selama hampir 2 jam, kita tidak diberi waktu untuk "tenang" menonton film ini. Tegang dan tegang itulah kata yang bisa mendiskripsikan film Dunkirk. Karena film ini berating PG 13, maka hampir tidak ada scene berdarah-darah dalam sepanjang film padahal perang sangat identik dengan darah.
Bagi kita yang ingin tahu bagaimana menakutkannya sebuah perang, film ini bisa menjadi sebuah referensi. Ada empati yang muncul ketika saya melihat deretan panjang prajurit yang sedang menunggu untuk pulang. Mereka seperti memberikan sebuah pelajaran bahwa dalam perang mereka adalah nama-nama yang tidak tertulis dalam buku sejarah tetapi kenyataannya merekalah yang maju meninggal di garis depan sebuah pertempuran.
Perang itu menakutkan dan lewat film ini semoga kita bisa belajar untuk tidak mengulangi kesalahan sejarah.
Rating : 9/10
P.S : Harry Styles plays well as Alex.
Comments
Post a Comment